Rabu, 24 September 2014

finding a soulmate

menemukan pasangan...

tidak semudah mengembalikan telapak tangan, tidak semudah itu. menemukan pasangan adalah pilihan. pilihan untuk akhirnya kelak memilih dan dipilih.

adam...
makhluk Tuhan yang memang diciptakan untuk selalu melindungi hawa, menjaganya, memberinya rasa aman tenang dan kasih sayang.

pernah mendengar kan bahwa tulang rusuk adam adalah hawa? tulang rusuk tersebut berada di bagian atas, dan bagian itulah bagian yang paling brngkok.

bagaimana filosofinya? jika diluruskan sama artinya dengan mematahkan, memecahkan, dan menyakitinya, namun jika dibiarkan, ia akan tetap selamanya bengkok.  itulah sebabnya, para adam ditugaskan untuk menjaga, sembari mendampingi, dan memberi nasihat-nasihat kebaikan untuk hawa sehinga sinergi pun ada pada keduanya.

kalian para hawa, pernahkah memiliki parameter untuk menemukan pasangan? jawabannya pasti, ya. saya pun begitu :) namun lagi-lagi, introspeksilah, apa parameter kita sudah benar? ataukah parameter yang sudah kita susun akan berujung tragedi bila kita salah jalan? coba kita lihat parameter yang terkadang salah dalam pandangan kita....

Adam sebagi strategi

memilih adam sebagai strategi biasanya memiliki sifat yang masih kekanak-kanakan alias cinta monyet. Ia hanya meninginkan kesenangan, foya-foya, serasa hidup hanya milik berdua dan yang lain ngontrak. kemudian ada pula yang memilih adam sebagai stategi hanya membangkitkan rasa pede yang keliru. seringkali kita mendengar "coba dulu jadian, barangkali cocok." hey? hubungan itu sebuah komitmen yang suci. bukan untuk dicoba-coba layaknya baju yang dijual di toko.
ada pula yang menganggap adam sebagai strategi untuk mencegah orang lain bahagia. maksudnya? ya, kita menjalani hubungan dengan cara merebut pasangan orang, yang lebih pahit adalah bila yang direbut adalah kekasih sahabat sendiri hihi open mined! ikan di laut masih banyak, janganlah merusak persahabatan hanya karena cinta tikung menikung.
dan yang paling bahaya adalah adam sebagai strategi namun dalam rangka untuk menyakiti. misalnya tuh, hati broken diputus cinta, eh malah balas dendam sama orang lain. mending-mending ada orang yang peduli lah malah tidak bersyukur, hanya dimanfaatkan, kemudian kalau sudah akhirnya ditinggal. kejam.
memilih adam sebagai strategi, menjalani cinta tanpa didasari dan dilandasi cinta. hanya murni egoistik, luka di hati dan bisa-bisa mengindikasikan bahwa hal tersebut adalah penyimpangan mental.

wahai hawa, berhati-hatilah, jangan salah menaruh parameter, jangan terburu-buru akan cinta, karena sesungguhnya semua akan mengalir begitu saja. kita hanyalah pilihan dan dia adalah tujuan.

~

sangat benar bahwa ada sebuah lagu yang menggambarkan hidup itu hanyalah panggung sandiwara, dengan manusia lah aktor pemain peran di dalamnya.

jika terjebak, dunia ini rasanya menjadi penuh dusta, akibat topeng-topeng palsu yang menutupi jiwa raga manusia.

namun, itu semua tak salah juga, ketika tak menginginkan orang lain tahu akan sebuah luka derita jiwa.

inilah diriku sendiri, yang sudah mencoba bermain peran, menampakkan bahwa semua baik-baik saja.

akulah aktrisnya, yang sebenarnya mau menangis tapi sudah kebal, mau marah tapi buat apa, mau sedih tambah-tambah nggak berguna, dan mau kecewa? cuma nambah duka lara.

tapi lagi-lagi ini realita bukan drama yang terkadang menutupi pun tak bisa.

sungguh, jika bisa ingin rasanya meluapkan rasa yang ada, agar kemudian rasa tegang sirna diganti dengan lega.

hidup dengan sandiwara, penuh dengan bercanda.