Mawar merah, yang dulu mengharu biru
Kini layu, karna waktu
Mawar merah yang dulu semerbak mewangi
Yang dulunya selalu tercium terterpa lalunya angin
Kini semakin lama semakin hilang berguguran tertiup angin
Dulu, merah yang merebah, merah yang segar karena embun yang membasahi
Kini hancur, lebur, lenyap tak tersisa
Tak ingatkah?
Apa artinya dulu, ketika mawar itu kau berikan padaku?
Tanda cintakah? Sayangkah?
Kau beri secuil harapan dengan sekuntum mawar
Lalu menghancurkannya membiarkannya menjadi luka
Tak taukah bahwa hati ini tersakiti?
Apa artinya keindahan mawar bila akhirnya kau rusak dengan dustamu?
Dan kau! Membiarkanku mengiringi kepedihan bersama mawar merahmu
Tak taukah? Aku disini tergerogoti kesakitan karena hati yang kau lukai?
Mawar merah dalam kenangan yang begitu indah
Mawar merah tanda cintamu
Kini, tak berarti, tak mengena dalam hati
Sekalipun ribuan mawar merah akan kau berikan lagi padaku
Namun itu tak akan merubah segalanya
Mawar merah,yang indah, membawa harapan, bersama mimpi
Tak tergantikan dengan irisan yang mendalam, yang akhirnya menjadi luka